CEPAT UPDATE - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa tidak sulit untuk melacak kasus penyelundupan 5 juta ton bijih nikel ke China.
Dalam acara Stranas PK yang diselenggarakan di Gedung KPK, Jakarta Selatan, pada Selasa (18/7/2023).
Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, "Tidak sulit untuk menelusuri asal-usulnya, siapa penerima dan pengirimnya, jenis kapal yang digunakan, dan dari mana kapal tersebut berangkat. Kita dapat melacaknya. Sekarang dengan adanya digitalisasi, tidak ada yang tidak dapat dilacak."
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan adanya penyelundupan 5 ton bijih nikel ilegal dari Indonesia ke Tiongkok.
Hal ini menjadi perhatian mengingat adanya larangan ekspor bijih nikel sejak tahun 2020.
Kasatgas Koordinasi dan Supervisi Wilayah V KPK, Dian Patria, menyatakan.
Baca Juga: Kondisi Cak Nun Masih Belum Sembuh, Neo Letto Ungkap Tentang Kondisi Ayahnya
"Ini adalah kegiatan ilegal. Sejak tahun 2020, ekspor bijih nikel dilarang dengan tegas." Hal ini disampaikan dalam keterangannya pada Jumat (23/6/2023).
Dian menjelaskan bahwa 5 juta ton bijih nikel yang dikirim ke Tiongkok terjadi antara Januari 2020 hingga 2022.
Ekspor ilegal ini tercatat dalam situs resmi otoritas Bea dan Cukai Tiongkok.
Baca Juga: Baru Juga Umumkan Pernikahan, Della Puspita Sudah Cekcok dengan Suami, Ngaku Malu Posting di Medsos
Dalam pengirimannya, negara asal hanya menggunakan kode 112, yang merupakan kode untuk Indonesia.***
Artikel Terkait
Klaim Mobil Listrik Dianggap Menyesatkan, Pengawas Iklan Inggris Larang Iklan Toyota dan Hyundai
Ke Papua Nugini Sekarang Bisa Langsung Naik Maskapai Citilink
Hadapi El Nino Ini Permintaan Badan Pangan Nasional
PT Pertamina Didesak Terlibat dalam Pengelolaan Blok Masela, Potensi Gas Sangat Besar
Pertashop di Ujung Tanduk Kebangkrutan, Pertamina Harapkan Bisa Dukung Distribusikan BBM Selain Pertamax